Burung-burung kecil tersebut menjawab; ”Kami sedang berusaha memadamkan kebakaran hutan ini”.
Dengan geregetan burung-burung besar tersebut berteriak:
“Kamu tidak akan bisa melakukannya! Kami saja yang besar juga tidak bisa melakukannya, apalagi kamu! Ayo kita menyelamatkan diri kita saja.”
Burung-burung besar tersebut kemudian terbang sekuat tenaga meninggalkan hutan yang lagi terbakar. Demikian pula dengan seluruh makhluk yang ada di hutan itu, mereka berlarian menjauh dari hutan untuk menyelamatkan diri. Tetapi tidak sekelompok burung-burung kecil tadi, mereka tetap mengambil air dengan paruhnya yang sangat kecil untuk memadamkan api yang sangat besar membakar hutan mereka.
Atas kehendak Yang Maha Kuasa, kebakaran hutan itu akhirnya padam – tetapi suku Aztec Mexico – yang tidak mengenal Tuhannya dengan benar, mereka berkepercayaan bahwa burung-burung kecil inilah yang memadamkan api.
Dalam Islam, orang beriman memiliki kewajiban untuk berbuat sesuatu manakala melihat kemungkaran. Yang terbaik tentu berbuat dengan (tangan) atau kekuasaannya, kalau tidak bisa baru dengan ucapannya (jaman sekarang bisa berarti tulisan), dan kalau inipun tidak bisa setidaknya mengubah (menolak) dalam hatinya – dan ini selemah-lemah iman.
“Barangsiapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya; dan jika tidak mampu, (ubahlah) dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan).
Kemungkaran di jaman ini banyak sekali bentuknya, bisa berupa kebijakan publik yang menyengsarakan rakyat. Bisa system ekonomi yang membuat si kaya tambah kaya dan memperbanyak jumlah penduduk miskin. Bisa berupa penyia-nyiaan lahan produktif hanya untuk kepentingan spekulasi, penguasaan berlebihan sumber daya alam oleh sekelompok orang tertentu , bisa ajaran menyimpang dari Eyang tertentu dlsb. dlsb.
Intinya kita harus berbuat sesuatu bila melihat kemungkaran, bila selemah-lemah iman itu mengubah atau menolak dalam hati, berarti kalau hati kita tidak menolaknya – jangan-jangan memang tidak ada atau belum ada iman di hati kita?
Bisa jadi yang kita lakukan ini adalah hal yang sangat kecil, seperti air dalam paruh burung-burung kecil di atas. Akal manusia-pun tidak sampai bisa memahami air yang sangat kecil tersebut untuk memadamkan kebakaran hutan.
Tetapi di hadapan Yang Maha Kuasa, tidak ada yang terlalu kecil untuk merubah sesuatu yang sangat besar. Anak-anak kecil Palestina-pun membuktikannya dengan ketapel-ketapel dan lemparan kerikil mereka, mereka mampu menghadang tank-tank yang canggih penjajah Zionis Israel.
Maka sekarang waktunya
kita berbuat untuk melawan kemungkaran itu, sekecil apapun yang bisa
kita lakukan…mudah-mudahan dengan yang kecil itu kita bisa menghadirkan
pertolonganNya Yang Maha Kuasa. Amin.
اللّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ
“…dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar….” (QS: al-Anfaal [8]: 17)
اللّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ
“…dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar….” (QS: al-Anfaal [8]: 17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar