"Ibarat harapan seorang penggali sumur, jika galiannya belum mengeluarkan air, maka dia akan terus berusaha memperdalam galian sampai akhirnya mengeluarkan air. Begitupun kita dalam beribadah dan berdo`a. Jika kita belum merasakan nikmat atau manisnya beribadah dan doa belum dikabulkan, teruslah berusaha jangan pernah berputus asa, mungkin masih terhalang oleh dosa-dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan putus asa, Alloh berfirman : "..Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87) Untuk itu, optimislah dalam berdoa dan beribadah, jauhilah rasa putus asa. Semoga Alloh SWT menjadikan kita hambanya yang kuat. Amin Wassalamualaikum !
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Album Anggota Keluarga

Hidup Ini Pilihan

Kamis, 20 Desember 2012

Office Boy Temukan Uang Rp 100 Juta, Agus dan Kisah Umar bin Khattab

Agus Chaerudin , Office Boy  yang jujur

Kejujuran Agus Chaerudin (35) patut diacungi jempol. Office boy di Bank Syariah Mandiri, Bekasi ini menemukan uang Rp 100 juta di tempat sampah kantornya. Dia tidak mengambilnya tetapi memilih mengembalikannya.

"Allah Maha melihat," kata Agus saat ditemui di kantornya di kawasan Kalimalang di Plaza Duta Permai, Jakasampurna, Bekasi, Rabu (19/12/2012).

Agus, ayah 3 anak yang masih tinggal bersama mertua ini mengaku, orang tuanya selalu mengajarinya untuk tak menjadi pencuri. Kejujuran harus diutamakan. Orang tua Agus juga seorang pegawai rendahan di salah satu bank.

"Kisah yang saya kagumi Umar bin Khatab
," terang Agus.

Agus mengaku pernah membaca kisah Umar bin Khatab kala menjadi khalifah. Sahabat nabi itu amat mengutamakan kesederhanaan dan kejujuran.

"Khalifah Umar bahkan hanya mempunya dua helai pakaian," cerita Agus sambil menitikan air mata.

Yang dia kagumi, bahkan Umar tak mau memakai fasilitas negara kala berbicara dengan anaknya. Agus menukilkan kisah Umar yang memadamkan lampu ketika berbincang dengan anaknya. Lampu dimatikan karena menggunakan uang negara, sedang berbicara dengan anak urusan pribadi.

"Saya berharap ada pemimpin seperti Umar," tutur Agus yang sudah bekerja 3 tahun dengan gaji sebulan Rp 2,2 juta ini.

Agus menemukan uang itu pada bulan Ramadan, 4 Agustus lalu. Saat itu hari sudah sore, kantor sudah sepi. Kala itu, seperti biasa dia membereskan kantor sebelum pulang.

Di tempat sampah dia menemukan uang pecahan Rp 100 ribu dalam 10 bundel. Agus tak berani menyentuh uang itu, dia lalu memanggil satpam.

Satpam kemudian melaporkan kepada staf bank. Uang dihitung dan ada Rp 100 juta. Uang itu bukan milik nasabah, tetapi milik bank. Uang itu tercecer karena ketidakhati-hatian seorang teller.

Agus karena kejujurannya, diberi hadiah Rp 1,75 juta dan piagam. "Saya tak mengharap hadiah, bekerja saja sudah alhamdulillah," terang Agus yang dahulu pernah bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan asongan ini. 

Semoga contoh  dari  seorang  Agus  ini  dapat  menjadi  suri  teladan  bagi  kita  semua , terutama  "  orang - orang  besar  plat  merah "  yang disekelilingnya  terdapat  banyak  " tenpat  sampah  berisi  uang "

Keluarga Besar H. Idris

 

Rabu, 19 Desember 2012

Gadis Itu Tewas dalam Posisi Menari


Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Saudi Arabia ia belum pernah melihat pemandangan seperti ini. Ketika ia membuka selimut yang menutupi mayat tersebut ia seketika pingsan. Beberapa wanita datang berusaha menyadarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya, wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget) apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya??
 
Sang ibu dengan terisak menceritakan, bahwa putrinya semasa hidupnya menggandrungi musik dan nyanyian. Ia terobsesi dengan musik, terlebih usianya yang baru menginjak remaja (ABG) sulit bagi sang ibu untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-lagu favorit yang sedang hit dalam video klips, menyukai penyanyi-penyanyi tersebut dengan penuh cinta. Hidupnya hanya di isi dengan nyanyian dan musik.

Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam sebuah pesta, karena memang ia diundang oleh kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja didalamnya ada nyannyian dan musik. Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia tidak dapat menahan dirinya.Mulailah ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan riangnya. Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-tiba ia terjatuh dan tubuhnya membentur meja di depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka mendapati gadis itu telah tiada. Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang berjoget).


Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Fulanah berusaha memandikan mayat gadis malang itu ia pun berusaha memposisikan jasad sang gadis sebagaimana layaknya mayat yang akan dikafankan. Tapi, subhanallah jasad itu benar-benar kaku seperti batu, ia tidak dapat menekukkan tangan sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.


Jika akhir hidup manusia yang menggemari para penyanyi seperti diatas mendapatkan hukuman seperti itu, bisakah kita membayangkan bagaimana keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila mereka tidak segera bertaubat kepada Allah ?


Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba Allah?? 
Tidak menjadi jaminan usia yang muda tidak akan diburu ajal? 
Tidakkah kita takut ketika kita melakukan maksiat tiba-tiba Allah mencabut nyawa kita dengan mendadak? 

Berapa banyak generasi salaf takut akan kondisi diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir yang buruk).Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar Allah mewafatkan mereka ketika mereka sedang sujud sehingga Allah pun mengabulkan doanya. 

Semoga Allah menjadikan kita senatiasa istiqamah dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan husnul khatimah.amin.

Keluarga Besar H. Idris

Selasa, 11 Desember 2012

Orang Hebat

BERDOALAH








BERSYUKURLAH . . . .

 Mang / Uwak / Eyang Engkoy ( Sukrisman ) & Iyuk

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan. Tiba-tiba lewat sebuah motor didepan mereka. Berkatalah petani kepada istrinya, 
"Lihat Bu,betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu meski mereka kehujanan,tapi mereka bisa cepat sampai di rumah tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah."

Sementara itu pengendara motor dan istrinya yg sedang berboncengan dibawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka. Pengendara motor itu berkata kpd istrinya, 

"Lihat Bu,betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita."

Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercy lewat, 

"Lihatlah Bu,betapa bahagia orang yg naik mobil bagus itu, pasti nyaman dikendarai tidak seperti mobil kita yang sering mogok."

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dlm hati,  

"Betapa bahagianya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku & istriku tidak pernah punya waktu untuk berduaan karena kesibukan masing-masing."

Kebahagiaan takkan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.

Bersyukurlah senantiasa atas hidupmu, atas setiap apa pun kondisi dan keadaanmu saat ini supaya kau tahu dimana kebahagiaan itu berada. 


Keluarga Besar H. Idris
www.idriskayumanis.blogspot.com
 

Senin, 26 November 2012

. . . Kancil , Si pencuri kecil . . . .

Djodi , Lelly , Lidya & Dinda

Di sebuah hutan, tinggal berbagai jenis hewan. Mereka bebas melakukan apapun, tetapi ada satu hal yang pantang dilakukan para hewan, yaitu mencuri barang milik hewan lain. Para hewan tinggal bersama dengan damai, mereka tidak pernah berminat mencuri barang milik hewan lain. Hingga pada suatu hari, beberapa hewan melaporkan telah kehilangan beberapa barang.

Disusunlah strategi untuk menangkap sang pencuri. Singkat cerita, strategi itu berhasil, tertangkaplah seekor kancil remaja yang kedapatan mencuri barang milik keluarga monyet. Agar sang kancil dapat diadili, dia dibawa kepada sang Raja Hutan. Di sana, sang Raja Hutan memberi hukuman, tetapi sebelum dihukum, sang kancil meminta agar bisa bertemu dengan ibunya.

Raja Hutan mengabulkan permintaan itu, ibu kancil dibawa ke muka pengadilan hutan untuk melihat anaknya sebelum dihukum.
Kemarilah ibu, aku ingin mengatakan sesuatu,” ujar sang kancil.
Sang ibu kancil lalu berjalan ke tengah pengadilan.
Wahai saudara-saudara, aku mengaku bahwa aku salah telah mencuri barang dari keluarga monyet,” ujar sang kancil, “Tetapi jika kalian ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas kesalahanku, maka orang itu adalah ibuku,

Warga hutan yang mendengar hal itu terkejut. Bahkan sang ibu kancil juga terkejut.
“Waktu masih kecil..” lanjut sang kancil, “Aku sering mencuri beberapa barang kecil milik kalian, buah-buahan atau makanan. Aku sering memperlihatkan hasil curianku pada ibu, dan dia hanya tertawa, menganggap kesalahanku sangat kecil sehingga tidak menghukumku. Karena itulah aku menganggap bahwa mencuri adalah hal yang biasa, sehingga menjadi kebiasaan hingga dewasa,”
***
Sahabat, moral cerita di atas menunjukkan bahwa tanggung jawab orang tua sangatlah besar. Mereka tidak hanya bertanggung jawab memberi makan dan membesarkan anak-anak, tetapi juga menanamkan moral dan tingkah laku yang baik. Seringkali orang tua menyalahkan anak, padahal apa yang dilakukan anak adalah bagian dari pembentukan karakter yang menjadi tanggung jawab orang tua.

Jika anak sering melakukan kesalahan, jangan terus menerus menyalahkan dia saja, bercerminlah dan lihat kembali apakah yang Anda ajarkan atau apa yang Anda terapkan sudah sesuai. Jangan sampai orang tua mengalami hal yang sama seperti ibu kancil, membiarkan kebiasaan buruk kecil menjadi hal yang biasa, sehingga terbawa hingga dewasa.

Semoga kisah di atas bisa menjadi inspirasi para orang tua.

Keluarga Besar  H. Idris  Kartowirono

Jumat, 23 November 2012

". . Hanya saja aku tidak bisa melihatnya . . . ."




Seorang anak kecil duduk diantara anak tangga di sebuah bangunan dengan topi di kakinya.

Dia memegang sebuah papan yang bertuliskan : "Aku buta, tolong aku."
Saat itu hanya ada beberapa koin saja di dalam topinya.

Kemudian seorang pria melintas di depannya.
Pria itu mengambil beberapa koin dalam kantongnya dan menaruhnya ke dalam topi anak tersebut.
Pria itu kemudian mengambil papan pada anak kecil itu, membalikkan papan itu dan menulis sesuatu disana, lalu memberikannya kembali dan berjalan meninggalkan anak kecil tersebut.

Sesaat kemudian begitu banyak orang yang memberikan uang kepada anak kecil yang buta itu dan segera topi itu terisi semakin penuh.
Pada sore harinya pria yang mengganti tulisan di papan tadi, melintas kembali untuk melihat perubahan apa yang terjadi.

Anak kecil itu mengenali suara langkah kakinya dan bertanya, "Apakah kamu yang mengganti tulisan pada papanku pagi hari ini?
Apa yang kamu tulis?"
Pria tersebut menjawab, "Aku menulis apa yang kamu tulis, hanya saja dengan cara yang berbeda.
Aku menulis : "HARI INI HARI YANG INDAH, HANYA SAJA AKU TIDAK BISA MELIHATNYA"

Kedua kalimat tersebut memberi arti yang sama bahwa anak kecil itu tidak bisa melihat karena ia buta.

Kalimat 1 memberitahukan secara langsung bahwa anak kecil tersebut buta.

Sedangkan kalimat 2 memberitahukan bahwa anak itu mensyukuri hari ini walau ia tidak bisa melihat indahnya, dan mereka sungguh beruntung bahwa mereka tidak buta.

Yang bisa kita petik dari cerita ini adalah Berpikir dengan cara yang positif.
Ketika hidup memberi kita 100 alasan untuk menangis, tunjukkanlah bahwa hidup juga memberi kita 1.000 alasan untuk tersenyum.

Bersyukurlah atas apa yang kita miliki.

Wassalam
Keluarga Besar Idris Kartowirono

Senin, 29 Oktober 2012

Kunjungan Kel. Besar ke Kuningan - Jawa Barat

Karang Kancana   desa kelahiran alm Mama  di Kuningan , masih  asri , indah & nyaman , saat  pestisida  belum  dikenal  banyak  burung - burung  indah  beterbangan  disekitar rumah , berikut  beberapa  photo  saat  kunjungan Kel . Idrii  ke  Kuningan  saat  Hari  raya Idul Adha  24 Oktober  2012

Start  dari  Jakarta  via  jalan  Tol  Cikampek

Shalat Dzuhur  di Mesjid Asshobirin - Patok Beusi  - Subang

Santai  sejenak  di perjalanan

  Walau  capek dijalan  , masih  sempat  bergaya


Makan  di  Lesehan tepi pantai  , menjelang  masuk  kota  Cirebon

Masih  hangat  euy . . .

Tour Leader  sedang  bayar  makanan

Jalan  Desa Karang  Kancana ,  bersih  dan  asri

  Wak / Eyang Pena  , kerabat  yang  tinggal  di  Kuningan  berbincang  bersama  Eyang / Wak  Yakub

Shalat  di  Mesjid  desa  Karang Kancana ,  yang  bangun  dulu  Alm  Kakek

Menikmati  hidangan  pedesaan ,  alami  ,  lezat  & menyehatkan

Makan  ngariung  bersama  dirumah  Bi  Juju  ( Alm. Mang  Mumu )

Nampak  depan rumah  Wak  Pena , kakak  alm. Mama  di  Kuningan

Ngariung  di  rumah  Wak / Eyang Pena  di  desa Karang Kancana - Luragung , Kuningan





 Memasuki obyek Wisata  Waduk Darma - Kuningan - Jabar

Iman  santai  disekitar  Waduk Darma

 Waduk Darma - Kuningan - Jabar

 Berlayar  di  Waduk Darma - Kuningan






 Menikmati  indahnya  alam  desa Karang - Kancana - Kuningan . . . . . .San Francisco , California . . ngga  ada  apa - apanya . . . . . .



Pemandian  dengan ikan hidupnya  di Cibulan - Kuningan

 Andre berenang  . . . .apa  cari  ikan ?






Very nice view along the Journey


 Wak /  Etang Pena , kerabat  dari alm. Mama  yang tinggal di Kuningan

Tour Leader  ,  Kuningan Inbound Family Tour

Mantap  kan  , panoramanya , jamin  deh  bakal  pengen  balik lagi







Bapak  dan  Ibu  Haji  sedang  santai  di  Kuningan

Yang khas dari  Cirebon ,  Mangga Gedong  . . . kok  ngga kelihatan  beli  tape  daun  jambunya . . . .


Nah  ini  dia  warung  oleh - oleh  khas  kuningan  Tape  Daun Jambu

 Angel . . . . ngga pake Charlie

Jarang - jarang  berphoto  sama  pohon  mangga   , kalau  di  Jakarta  ngga  bisa  berbuah  kayak  gitu ,  maklum  dekat  pagar  . . . ngga  bakal  gede  buahnya
 

Ternyata  si  Angel  juga  yang metik . . . . . . buat  rujak . . . .
Rame - rame  ngerujak . . . .


Beauty . . .and the Beast  

Oleh - oleh  dari  kebun  sendiri . . . . .dulu  waktu  alm.  nenek &  kakek  masih  hidup  ,  segala  macam  mesti  dibawa  ,   beras , ayam , gula merah , ikan  , pete , dll  sampai  mobil  ngga  muat  lagi . . .


 Lihat photo  di :