"Ibarat harapan seorang penggali sumur, jika galiannya belum mengeluarkan air, maka dia akan terus berusaha memperdalam galian sampai akhirnya mengeluarkan air. Begitupun kita dalam beribadah dan berdo`a. Jika kita belum merasakan nikmat atau manisnya beribadah dan doa belum dikabulkan, teruslah berusaha jangan pernah berputus asa, mungkin masih terhalang oleh dosa-dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan putus asa, Alloh berfirman : "..Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87) Untuk itu, optimislah dalam berdoa dan beribadah, jauhilah rasa putus asa. Semoga Alloh SWT menjadikan kita hambanya yang kuat. Amin Wassalamualaikum !
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Album Anggota Keluarga

Hidup Ini Pilihan

Senin, 28 Februari 2011

Tertutupnya Pintu Tobat

Lidya & Dinda bersama kakek Matraman di Medan


Tertutupnya Pintu Tobat

Oleh : H Moch Hisyam *)

Sebusuk apapun maksiat yang telah dilakukan, sebanyak apapun dosa yang telah diperbuat, bila manusia kembali kepada jalan Allah, maka Allah SWT akan menerima tobatnya. 
Bahkan terhadap orang yang kafir sekalipun, bila ia memeluk agama Islam, Allah akan mengampuni segala dosanya.

Pintu tobat senantiasa terbuka. Dan Allah SWT akan senantiasa menanti kedatangan hamba-Nya yang akan bertaubat. Namun demikian, tidak selamanya pintu tobat terbuka ada saatnya pintu tobat tertutup rapat.

Pintu tobat akan tertutup rapat pada dua keadaan; 

Pertama, ketika nyawa manusia sudah berada di tenggorokan. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah Yang Maha mulia lagi Maha agung menerima tobat seseorang sebelum nyawanya sampai di tenggorokan.” (HR Tirmidzi)

Kedua, ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya. Rasulullah SAW
bersabda, “Barangsiapa bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya." (HR Muslim)

Tertutupnya pintu tobat merupakan batas dimana penyesalan, permohonan ampun, perbuatan baik dan keimanan orang kafir tidak bermanfaat lagi, karena Allah SWT tidak menerimanya.

Allah SWT berfirman,  

“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. 
Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. 
Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula)." (Q S
Al-An’am [6]: 158)

Hal ini harus menjadi perhatian kita untuk tidak menunda-nunda untuk bertaubat, bila hal ini terjadi besar kemungkinan akan menenggelamkan kita pada kemaksiatan dan pada akhirnya akan menganggap baik bahkan bangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya.

Selagi kita  hidup didunia, mari kita gunakan kesempatan ini untuk menyikapi adanya penutupan pintu taubat ini dengan cara: 

Pertama, Bersegera melakukan taubat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya tobat
di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa [4]: 17)


Kedua, Bersegera melakukan berbagai macam kebaikan sebelum datangnya
masa yang menyebabkan kita sulit untuk melakukan kebaikan. 
Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh,
karena akan terjadi berbagai fitnah yang menyerupai malam yang gelap
gulita..” (HR Muslim dan Tirmidzi)


Ketiga, Berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan takwa
kita akan diberi kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah. (QS
Al-Anfaal [8]: 29)

*) Penulis adalah sahabat Republika Online <mochhisyam20@yahoo.co.id>

Kamis, 24 Februari 2011

Biasa Diisi Air, Keluarpun Pasti Air

 Lidya dan Dinda di Bangkok

Jika sebuah gelas setiap hari diisi setetes air lalu gelas itu jatuh dan pecah, maka gelas pecah itu akan menumpahkan air.

Begitupun hati, jika setiap hari diisi dengan banyak membicarakan dunia dan kebesaran makhluk, maka Jika kita wafat yang akan tumpah dari hati melalui lisan kita adalah kebesaran dunia. 

Sebaliknya jika diisi dengan amal akhirat dan kebesaran Allah SWT , maka saat kita wafat, yang akan tumpah dari hati melalui lisan kita adalah kebesaran Allah. 

Nabi Bersabda: ..Barangsiapa yang diakhir hayatnya mampu mengucapkan Laa ilaaha illallah, dijamin masuk surga.. (HR. Bukhori Muslim)

Untuk itu, mari perbanyak dzikirulloh, agar saat kita sekarat kita mampu berdzikirulloh. 

Semoga Kita termasuk hamba Allah yang beruntung. Amien

Rabu, 16 Februari 2011

Jangan memaksakan Berdoa

Keluarga Sukrisman Idris ( atas ) dan  Kel. Nurdin Idris.

Seorang Pria  eksekutif muda  berdoa setengah memaksa kepada Tuhan ( baca : Allah SWT ) agar ia mendapatkan Mitsubishi Lancer dari kantor  di akhir bulan,
Akan tetapi sampai akhir bulan tak kunjung pula ia mendapatkannya.

Pria itupun MARAH kepada Tuhan dan berkata : 

Wahai Tuhan, mengapa Engkau tidak Adl kepadaku, sedangkan bawahanku saja sudah dapat  Lancer".

Pada malam harinya pria itupun bermimpi bertemu dgn seorang bijak menegur dirinya,
"Hai Pemuda mengapa engkau salahkan Tuhan, bukan salah Tuhan jika Ia tak memberi  Lancer  kepadamu. Padahal tadinya Ia ingn memberimu Mitsubishi Pajero kepadamu,tapi engkau tidak bersyukur dan tetap memaksa.Ketahuilah hai pemuda , stock Lancer  memang tak ada dalam daftar rezekimu"


Sahabat,
Jangan pernah Engkau memaksa dalam berdoa serta menutup dirimu dari Rezeki Tuhan yang lainnya karna bisa jadi Ia akan memberikan dirimu lebih dari yang engkau Inginkan
.


Sabtu, 12 Februari 2011

Pemenang Kehidupan

Part of Idris Big Family

Pemenang KEHIDUPAN adalah:

Orang yang telah mengerti akan hakekat penciptaan Sang Pencipta.
Orang yang telah merasakan kehadiran Allah dalam hati dan kehidupannya.
Orang yang telah berdamai dengan "masa lalunya".
Orang yang pandai menjaga diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia
 
Orang yang senang dalam berbagi dan peduli
Orang yang pandai bersyukur dalam setiap kondisi dan telah mengerti hakekat syukur:
Orang yang hanya berharap keridhaan Allah akan masa depannya.
Orang yang sabar dalam setiap kondisi, karena yakin bersama dengan-Nya, dan mengerti makna dibalik kejadian yang menimpanya. Nikmat adalah kebahagiaan dan derita adalah cara Allah mengangkat kemulian sebagai proses penempaan kesadaran diri
 
Orang yang selalu ikhlas dalam setiap amalnya
Orang yang tetap hening dalam keramaian dan tetap ramai dalam keheningan.
Orang yang tetap "SEJUK" ditempat yang "PANAS", yang tetap "MANIS" ditempat yang begitu "PAHIT".
Orang yang tetap merasa "KECIL" meskipun telah menjadi "BESAR".
 
Orang yang tetap "TENANG" di tengah "BADAI" yang paling HEBAT.
Orang yang tetap RENDAH HATI dan SEDERHANA dalam SIKAP HIDUP.
Orang Yang tetap MENGANDALKAN ALLAH dalam segala perkara.

Seorang PEMENANG KEHIDUPAN hatinya damai dalam ketenangan, apa pun yang terjadi ia melihat sebagai pancaran kasih sayang Tuhan yang mengagumkan. Karena ia memahami tidak ada satupun yang sia-sia dalam penciptaan-Nya.

TENANG DIMANAPUN BERADA KARENA BERADA DALAM NAUNGAN KASIH SAYANG DAN KEMULIAAN ALLAH.
 
Semoga kita termasuk PEMENANG KEHIDUPAN.   Amin

Jumat, 11 Februari 2011

Terima Kasih Pak Tentara . . . .

Eyang Yakub , Eyang Engkoy dan Eyang Bubun
pada  Halal Bi Halal , Oktober 2010


Seorang Narapidana I Politik yang cerdas di Negara Kesatuan Republik Mimpi mendapat surat dari ayahnya yang petani.

Bunyi suratnya, "Nak, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, sementara kamu sedang di penjara, siapa yang mau bantu bapak mencangkul ladang jagung itu ?"

Si Napi membalas surat ayahnya, "Demi Tuhan, bapak jangan mencangkul ladang kita. Saya menanam uang milyaran dan batangan emas  disana!"

Rupanya surat itu disensor pihak rumah tahanan, maka keesokan harinya setelah si bapak terima surat, datang satu peleton tentara ke desa ayah si Napi. Tanpa banyak bicara mereka segera ke ladang jagung dan sibuk seharian mencangkul tanah di kebun tersebut.

Setelah tidak mendapati apapun diladang  tentara pergi, ayah sang napi mengirim surat lagi. "Nak, setelah bapak terima suratmu, datang satu peleton tentara yang langsung mencangkul ladang kita. Apa yang harus bapak lakukan sekarang ?"

Si anak kembali membalas surat tersebut, "Bapak sekarang bisa mulai tanam jagung, dan jangan lupa ucapkan terimakasih sama para tentara itu."
Pihak Lapas yang menyensor surat terakhir si Napi, hanya bengong dengan mulut melompong....

Selasa, 08 Februari 2011

Motivasi Spermatozoa

Keluarga  Wak / Eyang  NANA


Saat  kunjungan  saya ke beberapa unit perusahaan , saya sering memotivasi  kepada para para staff   kantor  cabang  saya seperti berikut : 

"Anda adalah seorang pemenang, Anda adalah sang juara, Cobalah perhatikan, dari sekitar 250 juta  sel spermatozoa yang dipancarakan ayah Anda (masa' dari ayah tetangga) kepada rahim ibu Anda, maka ibarat lomba lari marathon, dengan jumlah peserta 250 juta manusia, mereka semua berlomba menuju satu-satunya piala yang tersedia, yang bernama Ovum. 

Ya, mereka semuanya berlomba, berlari dengan cepat, saling mengalahkan, terus bergerak, menjadi yang terbaik, yang terkuat, yang tercepat, dan menanglah satu dari 250 juta sel spermatozoa yang ada, ya hanya ada satu yang tersisa, satu yang juara, tidak ada juara kedua, tidak ada juara ketiga, apalagi juara harapan; artinya hanya ada satu yang juara, jarang terjadi juara kembar, hanya ada satu yang juara, dan sel yang juara itu adalah ANDA. 

Anda lah sang pemenang sejati, Sang Juara yang pantang menyerah, Anda lah sang pemenang yang sudah mengalahkan ratusan juta sel spermatozoa lainnya. Anda lah sang juara sejati itu. 

TEPUK TANGAN untuk Anda sang JUARA !",

Dan sebagian besar dari mereka pun bertepuk tangan, entah karena saya suruh atau karena mungkin hadirnya perasaan hebat dan terpesona oleh dirinya sendiri... wallahu alam ....

Sebetulnya, ketika dari sekitar 250 juta sel spermatozoa yang dipancarkan tersebut, lalu Anda adalah menjadi satu-satunya sel yang berhasil mendapatkan piala Ovum, maka KEMANANGAN ANDA adalah bukan karena mengalahkan orang lain, tapi karena mengalahkan diri Anda sendiri, sang ego, yang jumlahnya sekitar 250jt dikurangi 1. 

Itulah lambang sang ego yang harus Anda kalahkan, betapa banyak ego kita yang perlu kita kalahkan, termasuk ego untuk menang di hadapan orang lain. Jadi, jangan kalahkan orang lain, tetapi kalahkan diri Anda!


Senin, 07 Februari 2011

Kekuatan Menerima

Keluarga Nasir Idris (  Wak / Eyang Acing ) 

Ketika Masalah Hadir maka yang sebaiknya pertama kali Anda lakukan adalah melakukan “Penerimaan”. Artinya, ketika hadir masalah maka terimalah masalah itu sepenuhnya sebagai titipan yang indah untuk Anda. Walau secara kasat mata masalah itu tidaklah indah, namun secara tak kasat mata masalah itulah yang sedang memperindah jiwa Anda. Terimalah masalah Anda tanpa diiringi dengan sikap mengeluh dan menyalahkan, baik itu menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, apalagi sampai menyalahkan Tuhan. ( baca : Allah SWT )

Ketika Anda menerima masalah Anda sepenuhnya berarti Anda menjaga jiwa Anda tetap disucikanNya, tetap harmonis dan selaras dalam ketaqwaan. Sebab Anda telah yakin sepenuhnya bahwa Allah tidak akan memberikan masalah kepada orang yang salah, sehingga Anda adalah orang yang paling tepat untuk diamanahi masalah Anda tersebut. Masalah Anda adalah PAS sekali untuk Anda, maka TERIMAlah.

Setelah Anda terima masalah itu, berikutnya adalah lakukanlah Introspeksi, untuk memahami apakah masalah ini hadir sebagai HUKUMAN ataukah hadir sebagai UJIAN. 

Ciri-ciri bahwa masalah tersebut hadir sebagai HUKUMAN adalah bahwa Anda mendapatkan masalah itu karena berbagai dosa yang telah Anda lakukan, biasanya “enaknya” di depan dan ujungnya masalah (hukuman yang tidak enak).

Sedangkan ciri bahwa masalah itu hadir sebagai UJIAN, biasanya ia hadir ketika Anda hendak mencapai sebuah visi atau tujuan tertentu yang mulia, maka tentunya akan diawali dengan berbagai ujian yang kita sebut sebagai masalah, biasanya “enaknya” (hasil yang sukses) di belakang, karena memang di depannya sudah dipenuhi dengan berbagai permasalahan (ujian yang tidak enak).

Jika masalah itu berupa HUKUMAN maka berISTIGHFARlah, salah satunya dengan cara mendzikirkan “Astaghfirullaahal ‘azhiim, wa atuubu ilaiih, laa haula wa laa quwwara illaa billaah”. 



Dan jika masalah itu berupa UJIAN maka BESARkanlah ALLAH, salah satunya dengan cara mendzikirkan “Subhanallah, Alhamdulillah, walaa ilaaha illaallaahu, wallaahu Akbar”.
Inilah sebuah PENGAKUAN sejati, jujur pada diri sendiri dan mengaku lemah di hadapan Allah SWT, sehingga dzikir istighfar, tasbih, hamdalah, tahlil, dan takbir menjadi penuh makna, bukan hanya sekedar ucapan yang dilafalkan dengan super cepat dengan maksud untuk memenuhi target dalam jumlah bilangan tertentu...

So, terima saja Masalah anda, maka insya Allah Anda akan mulai dikuatkanNya....


Sabtu, 05 Februari 2011

Pilih Aslinya . . . atau Bayangannya ?

Keluarga Nurdin Idris ( Mang / Eyang Kunung )

Ada Pohonnya, ada Bayangannya
Pohon itu ibarat KARAKTER dan bayangan itu ibarat KESUKSESAN
Maka perbaikilah KARAKTER anda , maka KESUKSESAN akan mendekatimu

Dan, SEDEKAH itu ibarat POHON
sedangkan KAYA itu BAYANGANNYA....
Maka, perbaikilah kualitas dan kuantitas sedekahmu, maka
KEKAYAAN sulit menghindar darimu...

Dan, HATI itu adalah POHONNYA
sedangkan OTAK adalah BAYANGANNYA
Maka, perbaikilah HATIMU maka OTAKMU akan CERDAS BERCAHAYA
Dan, kalau engkau FOKUS memperbaiki OTAKMU, lalu
lupa memperbaiki hatimu,
maka KESOMBONGAN bisa saja menimpamu...

Dan, engkau itu adalah POHONNYA
sedangkan SEMESTAMU adalah BAYANGANNYA
Maka, perbaikilah dirimu maka semestamu akan menjadi baik
Dan, kalau engkau sibuk memperbaiki semestamu
maka, engkau telah menzalimi dirimu sendiri

So,
Perbaikilah aslinya
Upgrade lah aslinya
Bukan malah sibuk mengutak-ngatik bayangannya....

Jumat, 04 Februari 2011

Gratis Analisis

Keluarga Sukrisman Idris ( Eyang Engkoy ) 

“Kalau anda ingin menangkap ikan paus, maka arahkan umpan ke samudra, bukan ke selokan. Cita-cita besar, pasti akan dibayar dengan ujian-ujian yang besar.“ 

Betapa banyak hari ini orang-orang yang menginginkan sesuatu tapi enggan membayar atau menukar sesuatu itu dengan harga yang wajar. Padahal dalam pandangan Islam, hidup ini adalah perkara JUAL-BELI.

Kita BELI Karunia ALLAH (Surga), dengan cara MENJUAL jiwa dan harta kita untuk ALLAH SWT. Dalam Q.S 09;111, Al-Quran surat Attaubah : “Sesungguhnya Allah MEMBELI dari orang-orang mukmin, baik JIWA maupun HARTA mereka dengan MEMBERIKAN syurga untuk mereka.”

Wow, rupanya hidup ini tidak gratis, agar kita bisa tetap hidup lebih layak dan lebih abadi dalam kebahagiaan di akhirat kelak, maka kita harus berani MEMBAYAR dengan harga yang SESUAI.

Beberapa kali kita menemukan orang-orang yang ketika ditawarkan sesuatu lalu ia menjawab “Kalau gratis saya mau”... maka saya melihat kehidupan orang seperti itu biasanya penuh dengan ketersendatan yang sejati.. na’udzubillahi min dzalik. 

Padahal mereka memiliki dana yang cukup untuk membeli, tetapi ia enggan MEMBAYAR harga sebuah Produk atau Karya yang ditawarkan. Kalau membayar saja tidak mau, apalagi bersedekah?

Hari ini betapa banyak di internet menawarkan kata GRATIS untuk mendatangkan uang RATUSAN JUTA rupiah. Berusaha mendatangkan uang tanpa pengorbanan apapun, sebenarnya TIDAKLAH MUNGKIN, walaupun terjadi biasanya TIDAKLAH BERKAH... masya Allah... betapa tidak akan berkahnya hidup ini kalau kita hidup dari sesuatu yang GRATISAN.

Marilah kita menjadi pribadi yang BERANI MEMBAYAR HARGA SETIAP KESUKSESAN yang ingin, sedang, dan telah kita raih. Janganlah menjadi pribadi yang menyukai GRATISAN. Sebab Anda pun pastinya tidak suka jika GRATIS (Tidak dihargai) maka janganlah menjadikan diri Anda dipenuhi oleh berbagai energi yang GRATISAN.

Sebagai bahan perenungan, Anda pun boleh simak, bagaimana kondisi program Sekolah Gratis hari ini di negeri kita?

“Mari kurangi berbagai upaya untuk mendapatkan sesuatu yang berharga secara gratis, terlebih lagi jika Anda telah diberikan kemampuan oleh Allah untuk membayarnya. Mari bersama-sama kita berdayakan dengan normal setiap Rejeki yang telah Allah berikan kepada kita.“

Selasa, 01 Februari 2011

Memiliki dan Bersyukur



 Keluarga Soenardi Idris (  Eyang Ishak )
 ( photo saat Halal Bi halal , Oktober 2010 )

Dalam kehidupan kita sering mengatakan..
"Saya ingin punya itu.' 'Aku ingin miliki itu'. Almost everyone saying those thing in their life, including me of course.

Wanting something and having it in our life.... Hmmm like a dream come true. Right?

Saat semua keinginan memiliki itu belum terwujud.. Apa yang kita lakukan selama ini?
Kita berusaha mewujudkannya... Bagaimana pun caranya - bahkan sampai tak peduli masa depan alternatif. Dan berdoa.... Memohon padaNya untuk diberikan... 
Dan... Akhirnya.... Hari itu pun datang.. Kita memilikinya. Barang itu menjadi milik kita.... Yep... Our own. Dan apa yang kita lakukan? Kita lupa mengucap terima kasih padaNya.

Bagaimana?
Pernah mengalami itu semua?
Jangan khawatir... Kita tak sendirian kok. Tapi apakah benar? Hmmmm... Ask to your inner heart and find it out by yourself.

Memiliki....
Kita memiliki begitu banyak dalam hidup ini. Tahukah Anda?
So many things... And we never thankful enough for each of those things. Sometimes we often don't even realize that.

Dimulai dengan yang terbaik yang kita miliki: 'Hidup Kita'. Yep.. The greatest thing we have is our life. Kita harus mensyukurinya...

Bagaimana caranya?
Gunakan hidupmu sesuai dengan tujuannya. Cari dan gali tujuan hidupmu. Berikan yang terbaik dari hidupmu. Baik bagi diri sendiri, keluarga, teman, dan sesama.

Bersyukur tidaklah hanya dengan berdoa saja... Tapi juga dapat dengan melakukan yang terbaik yang kita mampu.. Terhadap diri sendiri, keluarga, teman bahkan musuh sekalipun (bukan balas dendam terbaik ya.... Tapi cinta kasih terbaik).

Bersyukur dapat melalui karya-karya dalam hidup kita... Puisi.. Buku.. Lagu.. Pekerjaan. Bentuklah semua kegiatan dalam hidup kita sebagai wujud syukur kita atas apa yang kita miliki.

Masih banyak sekali hal-hal yang kita miliki yang mungkin tak pernah kita sadari dan kita ucapkan syukur atasnya. Udara yang kita hirup, air yang kita minum, orangtua yang menyayangi (walau caranya kadang tak dapat kita pahami - tapi mereka menyayangi kita loh), teman yang siap sedia di kala kita susah, bahkan musuh (mereka mengajarkan kita atas kesalahan-kesalahan), pacar, pekerjaan, makanan, minuman, dan lain-lain.

Di saat kita tak menyadari bahwa betapa kayanya kita atas apa yang kita miliki... Kita akan selalu berburu yang lain... Dan lupa bersyukur... Padahal saat itulah, kekayaan akan menjauh dari kita.

Panjatkanlah syukur atas yang sudah kita miliki sekarang... Dan jalani hidup sesuai tujuan hidup kita sebagai salah satu bentuk syukur.

Bersyukurlah atas apa yang kita miliki sekarang ini setiap hari. Nafaskanlah syukur dalam setiap saat. Jangan sampai sesal hadir saat kita sudah kehilangan... Terutama saat kehilangan milik kita yang paling berharga.... HIDUP kita.. Tak kan mungkin kita memutar balik saat kita kehilangan itu.

Sadarilah milik kita saat ini dan bersyukurlah... 

* Ya Allah , saya bersyukur memiliki kehidupan ini... Saya bersyukur atas keluarga dengan segala  kelebihan dan kekurangannya.... Saya bersyukur atas teman yang selalu ada... Saya bersyukur atas segala yang saya dapatkan*