"Ibarat harapan seorang penggali sumur, jika galiannya belum mengeluarkan air, maka dia akan terus berusaha memperdalam galian sampai akhirnya mengeluarkan air. Begitupun kita dalam beribadah dan berdo`a. Jika kita belum merasakan nikmat atau manisnya beribadah dan doa belum dikabulkan, teruslah berusaha jangan pernah berputus asa, mungkin masih terhalang oleh dosa-dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan putus asa, Alloh berfirman : "..Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87) Untuk itu, optimislah dalam berdoa dan beribadah, jauhilah rasa putus asa. Semoga Alloh SWT menjadikan kita hambanya yang kuat. Amin Wassalamualaikum !
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Album Anggota Keluarga

Hidup Ini Pilihan

Selasa, 22 Mei 2012

M A L U

 Pertemuan di Bekasi

Di saat hidup miskin dan menderita, Abu Nawas pergi mencari pekerjaan.
Kebetulan didaerah yang dia kunjungi ada sebuah balai desa yang akan diperbaiki. Abu nawas menawarkan diri untuk memperbaiki balai desa itu  dengan upah satu dinar.

Setelah menyelesaiakan pekerjaanya, Abu Nawas meminta upahnya, tetapi kepala desa ingkar janji, ia hanya memberi upah setengah dinar, Abu nawas menerima upah tersebut dengan muram.

Dua bulan kemudian, Abu Nawas datang kembali ke daerah itu dan bertemu
kepala desa.

“Wahai Abu nawas pekerjaanmu sangat bagus. sekarang kami ingin engkau memperbaiki sisi lain dari balai desa  ini, dan kami akan membayarmu satu dinar kata kepala desa.

Abu Nawas menjawab, Jika engkau dapat membodohiku satu kali, pasti engkau
merasa malu. Tapi jika engkau dapat membodohiku dua kali, maka aku yang
malu pada diriku sendiri”

Kamis, 03 Mei 2012

Raja dan Pengemis


Seorang raja beserta pengiringnya berpapasan dengan seorang pengemis.

Sang raja menyapa pengemis ini:
“Apa yang engkau minta?”

Si pengemis berkata:
“Tuanku bertanya, seakan² anda mampu”.
Sang raja merasa tertantang, “Tentu saja aku mampu!"

Jawablah si pengemis, “Jangan Sembarangan berjanji Tuan”.

Rupanya dia bukan sembarang pengemis.

Namun raja tidak merasakan hal itu.

Timbul rasa angkuh & tak senang pada diri raja.

“Apapun juga! Aku orang kaya-raya”.

Si pengemis itu mengeluarkan mangkuknya:
Tuanku tolong isi ini dengan emas hingga penuh”.

Raja menjadi geram.
Segera ia memerintahkan bendahara utk mengisi penuh mangkuk dengan emas!

Anehnya, emas dalam pundi² besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk.

Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian dan lain lain  telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.

Akhirnya sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis.Terbata² ia bertanya, “Tolong jelaskan terbuat dari apakah mangkuk ini?”

Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, “Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut  dalam hidupnya.
Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang  masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu.

Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak  pernah merasa puas. 
'Power tends to corrupt' kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak”.

Raja itu bertanya lagi , “Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?”
“Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan.
Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah berkat padamu.
”, ucap sang
pengemis itu.


Rabu, 02 Mei 2012

Ambil atau Tidak . . . Tetap Menyesal

 Dinda & Lidya - Medan , Sumatera Utara

Ada sebuah danau yang terdapat banyak batu2an dan terdapat sebuah papan
bertuliskan:

"Yang mengambil batu akan menyesal.
Yang tidak mengambil batu juga akan menyesal"


Heran dengan kalimat itu, beberapa turis  tertarik untuk mengambil beberapa
butir batu2 itu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Beberapa yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya. Jadi mereka tidak
mengambil batu2 itu dan lebih tertarik untuk menikmati segarnya air di danau
itu.
Setelah kembali ke negara masing2, mereka menyuruh ahli batu2 untuk
memeriksa batu2an yang mereka bawa.

Ternyata batu2an itu adalah sejenis Safir yang dari luar tampaknya jelek tapi
di dalamnya merupakan permata yang sangat indah dan mahal harganya.

Yang tidak membawa batu itu jadi menyesal karena tidak membawanya, tetapi yang
membawanya pun akhirnya menyesal karena tidak membawa lebih banyak.

Bukankah hidup manusia serupa seperti cerita di atas?

Kita diberikan kehidupan yang sangat berharga. Namun bukankah kita seringkali
kurang menghargai masa hidup ini justru di saat kita masih bisa hidup lama?

Hidup ini begitu bernilai. Jauh lebih bernilai daripada batu Permata.
Itulah sebabnya agar kita tidak menyesal di kemudian hari,maka kita harus
menjalani hidup saat ini dengan maksimal.

Bekerja dengan maksimal, Mengasihi keluarga dengan maksimal, Berkarya bagi
sesama dengan maksimal. Belajar dengan maksimal, jangan setengah2,

Intinya ketika kita sudah mengusahakan yan g terbaik selama hidup ini,maka kita
tidak perlu lagi menyesal di kemudian hari.

Usahakan yang terbaik selama kesempatan itu masih ada.....*...* .

TERUSLAH BERJUANG !!!
It's a life..
Your life,
My life,
Our life...!!have a blessed


dari :
Keluarga Besar H. Idris
www.idriskayumanis.blogspot.com