Assalammu'alaikum wr wb. . . . . . . . . Website ini adalah forum komunikasi dan ajang silaturahmi Keluarga Besar H. Idris Kartowirono. Sekaligus dapat kita manfaatkan sebagai sarana komunikasi , informasi dan segala sesuatu menyangkut kegiatan dan aktivitas seluruh anggota keluarga besar H. Idris dimanapun berada. Melalui pemanfaatan web ini , kita harapkan bersama akan dapat turut serta menciptakan keluarga besar bahagia yang luhur ilmu , gemah ripah, repeh, rapih , agamis dan harmonis.
Seekor
lalat terperangkap dlm pintu kaca yg tertutup rapat.
Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan
menerjang kaca
itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca.
Lalat
itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan
bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang
si lalat
itu nampak kelelahan & kelaparan.
Esok paginya nampak lalat
itu
terkulai lemas terkapar di lantai.
Sekelompok semut serentak
mengerumuni
dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati.
Seekor
semut
kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua “Mengapa dia
sekarat?”.
“Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yg seperti ini,
sebenarnya
mereka ini telah berusaha, dia sungguh² telah berjuang keras berusaha
keluar
dari kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi
dan
kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan mati”.
Semut kecil
itu
bertanya lagi “Aku masih tak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha
keras?
Kenapa dia tidak berhasil?”.
Semut tua itu menjawab “Lalat
itu
bagaikan seorang yang tidak kenal menyerah & telah mencoba berulang kali,
hanya
saja dia melakukannya dengan cara² yang sama”. Semut tua dengan
mimik
& nada serius berkata: “Ingat anak muda, jika kamu melakukan
sesuatu dengan
cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan
seperti
lalat ini”. “Para pemenang tidak melakukan hal² yang berbeda,
mereka hanya
melakukannya dengan cara yang berbeda”
Ada sebuah pohon yang sedang berbuah lebat, buahnya terlihat kuning
keemasan sangat menggiurkan.
Seekor burung jalak terbang ke pohon
tersebut, dengan suara keras berteriak memuji pohon tersebut.
"Pohon
yang subur, engkau terlihat indah dengan buah-buah pohon ini."
Pohon
setelah mendengar pujian tersebut berkata kepada burung jalak, "Teman,
tinggallah di tempat saya!"
Kemudian, seekor burung kenari
terbang ke pohon ini, menghadap pohon ini sambil bernyanyi, "Pohon ini
sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus!"
Pohon berkata
kepada burung kenari ini, "Jika engkau ingin memakan buah, silahkan
ambil saja!"
Seekor burung pelatuk terbang ke pohon ini, dia
mematuk-matuk di sana-sini di badan pohon, membuat pohon sangat
kesakitan, sambil menjerit kesakitan berteriak kepada burung
pelatuk.
Burung pelatuk berkata, "Saya melihat di dalam tubuhmu
ada seekor ulat, saya ingin mematuknya keluar, jika tidak, maka kamu
akan sakit dimakan ulat..."
Si pohon dengan marah berkata, "Omong
kosong, engkau mematuk saya, sengaja ingin membunuh saya, cepat pergi
dari sini!", burung pelatuk akhirnya terbang pergi.
Tidak berapa
lama kemudian, pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning kemudian
gugur. Akhirnya dahannya juga layu, tidak bisa berbuah lagi.
Burung
jalak terbang meninggalkannya.., burung kenari juga tidak datang
bernyanyi lagi.. Pada saat itu, burung pelatuk datang lagi, walau
bagaimanapun pohon menjerit kesakitan, dia tidak peduli, mematuk terus
sampai seluruh ulat di tubuh pohon terpatuk habis.
Beberapa waktu
kemudian, pohon ini tumbuh kembali, daun-daun hijau mulai terlihat,
kemudian berbuah lagi.
Pohon dengan perasaan terharu berkata, "Yang
bernyanyi dan memujimu belum tentu adalah seorang teman,
tetapi yang bersedia menunjukkan kekurangan, dan juga membantumu,
inilah teman sejati."
Gempa besar dengan kisaran diatas 8 scala Richter kembali mengguncang Aceh , saat kejadian saya sedang bersiap menunaikan shalat Ashar di Musholla di kantor di Medan.
Alhamdulilah semuanya aman -aman saja namun dengan sedikit pening dan mual karena goyangan yang cukup lama sekitar 4 - 5 menit , maklum lah di Medan sudah terbiasa dengan gempa - gempa besar pasca Tsunami 2004.
Ada cerita inspiratif yang saya ingin sharing berkenaan dengan bencana gempa bumi ini.
Ini adalah kisah nyata Pengorbanan Ibu selama Gempa Jepang.
Setelah Gempa telah mereda, ketika para penyelamat mencapai reruntuhan rumah
seorang wanita muda, mereka melihat mayat-nya melalui celah-celah. Tapi wanita
tersebut berpose begitu aneh, dia berlutut seperti seseorang yang menyembah;
tubuhnya condong ke depan, dan dua tangan yang mendukung oleh suatu benda.
Rumah roboh telah menimpa punggung dan kepalanya.
Dengan begitu banyak kesulitan, pemimpin tim
penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di dinding untuk mencapai
tubuh wanita itu. Dia berharap bahwa wanita ini bisa jadi masih hidup. Namun,
tubuh dingin dan kaku menandakan bahwa wanita tsb pasti telah
meninggal.Pemimpin tim dan seluruh anggota tim lalu meninggalkan rumah ini dan
akan mencari gedung yang runtuh berikutnya.
Namun karena alasan tertentu, pemimpin tim
terdorong untuk kembali ke rumah hancur dari wanita tadi. Pemimpin tim ini lalu
berlutut lagi dan menggunakan kepalanya melalui celah-celah sempit untuk
mencari sedikit ruang di bawah mayat wanita tersebut.
Tiba-tiba, ia berteriak
dengan gembira, “Anak kecil! Ada
anak kecil!”Lalu seluruh tim bekerja bersama-sama, dengan hati-hati mereka menyingkirkan
tumpukan benda hancur di sekitar wanita yang sudah meninggal.
Bayi usia 3 bulan selamat dalam dekapan mayat ibunya
Ada seorang anak kecil berusia 3 bulan
terbungkus selimut bunga-bunga di bawah mayat ibunya. Jelas, wanita itu telah
membuat pengorbanan untuk menyelamatkan anaknya. Ketika rumahnya jatuh, ia
menggunakan tubuhnya untuk membuat penutup untuk melindungi anaknya.
Anak itu
masih tidur pulas ketika pemimpin tim mengangkatnya.Para dokter datang cepat
untuk mengevakuasi anak kecil itu. Setelah ia membuka selimut, ia melihat
sebuah ponsel di dalam selimut.
Ada
pesan teks pada layar. Dikatakan, “Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus
ingat bahwa aku mencintaimu.”
Ponsel ini berkeliling dari satu tangan ke tangan
yang lain pada tim itu. Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut menangis. “Jika
kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu.”
Konsekwensi dari negara kapitalis / negara maju adalah komoditi yang serba mahal di Amerika Serikat , makanan adalah salah satu contohnya , disela - sela kegiatan wisata saat menjelang atau after Lunch perut ini selalu keroncongan , maklum suhu yang sekitar 3 - 5 derajat Celsius membuatnya cepat lapar.
Biasanya saya selalu menyelinap keluar dari rombongan sekedar untuk Brunch ( ngemil antara Brakfast & Lunch ) , sebagai contoh untuk sepotong hotdog atau sanwich harganya sekitar $ 6 atau setara Rp. 50.000 rupiah , sementara di Indonesia kita bisa dapat untuk 10 orang.
Itu untuk harga makanan , bagaimana dengan harga produk / layanan lainnya . . . . wah ngga kehitung deh.
Lantas . . .apakah uang seharga 1 cent dollar atau Rp.1000,- ada harganya ?
Tentu ada , namun bukan di Amerika Serikat , tetapi di Republik Indonesia , tepatnya di Tanah Papua.
Bahkan uang seribu rupiah ini bukan untuk membeli makanan , tetapi untuk membayar perawatan dokter.
dr. Soedanto
Klinik dokter Soedanto terletak di Jayapura. Sudah 33 tahun
ia mengabdi di sana. Masyarakat mengenalnya sebagai "Dokter Seribu
Rupiah" sebab ia hanya mengenakan biaya Rp1.000, 00 bagi tiap pasien
yang berobat.
Soedanto bahkan rela tidak dibayar jika pasien
benar-benar tak mampu. Semua ini ia lakukan untuk menolong orang miskin.
Apakah dokter lima anak ini bisa hidup nyaman dengan penghasilan
sekecil itu?
Untuk hidup mewah memang tidak bisa. Ia hidup bersahaja.
Kendaraannya hanya sebuah mobil tua. Namun, kepada seorang wartawan ia
berkata, "Semuanya cukup bagi kami."
Jika Anda percaya bahwa masa depan Anda bergantung pada jumlah harta
simpanan, Anda bisa menjadi seorang penimbun yang serakah.
Ingatlah
bahwa faktor penyertaan Tuhan adalah penentu masa depan. Yakinilah itu,
Anda akan menjadi seorang benar yang pemurah --
KEPUASAN
HIDUP TERCAPAI BUKAN KARENA KITA MEMILIKI BANYAK