"Ibarat harapan seorang penggali sumur, jika galiannya belum mengeluarkan air, maka dia akan terus berusaha memperdalam galian sampai akhirnya mengeluarkan air. Begitupun kita dalam beribadah dan berdo`a. Jika kita belum merasakan nikmat atau manisnya beribadah dan doa belum dikabulkan, teruslah berusaha jangan pernah berputus asa, mungkin masih terhalang oleh dosa-dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan putus asa, Alloh berfirman : "..Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87) Untuk itu, optimislah dalam berdoa dan beribadah, jauhilah rasa putus asa. Semoga Alloh SWT menjadikan kita hambanya yang kuat. Amin Wassalamualaikum !
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Album Anggota Keluarga

Hidup Ini Pilihan

Kamis, 02 Desember 2010

Lemparan Kerikil



Seorang mandor bangunan yang bekerja di gedung bertingkat, ingin menyampaikan pesan penting kepada tukang yang bekerja di lantai bawahnya. 

Mandor ini berteriak-teriak memanggil tukang bangunan di lantai bawahnya, agar ia dapat menjatuhkan catatan berisi pesan penting. Namun, karena asyiknya bekerja, tukang ini tidak mendengar panggilan sang Mandor.

Karena tidak mendengar teriakannya, akhirnya mandor ini melemparkan uang koin logam ke depan pekerja ini. Begitu melihat ada koin di hadapannya, si tukang bukannya mendongak ke atas, tetapi hanya berhenti bekerja sejenak, kemudian mengambil uang logam itu. Beberapa kali sang mandor mencoba melemparkan uang logam, tetapi tetap tidak berhasil membuat pekerja di bawahnya mau mendongak keatas, mengetahui siapa yang menjatuhkan koin tersebut.

Tiba-tiba mandor ini mendapatkan ide lain, ia kemudian mengambil sebuah batu kecil yang ada di depannya dan melemparkannya tepat mengenai pekerja yang ada dibawahnya. Karena merasa sakit terkena lemparan batu, pekerja itu mendongak ke atas mencari tahu siapa yang melemparkan batu itu. Kini barulah sang mandor dapat menyampaikan pesan penting dengan menjatuhkan catatan pesan yang ditulisnya.

Kisah yang sumbernya entah dari mana sesungguhnya merupakan cerminan dari kehidupan manusia setiap harinya. Tuhan sebagai Penguasa Kehidupan sesungguhnya setiap kali mengirimkan pesan kepada manusia dengan menjatuhkan "koin uang" melalui berbagai anugerah dan kemudahan rejeki kepada manusia. Tuhan seringkali memberikan begitu banyak berkah, rahmat dan kenikmatan setiap harinya kepada kita manusia, agar kita mau menengadahkan wajah kepada-Nya dan bersyukur atas karunia-Nya.

Sayangnya, berbagai hal itu seringkali tidak membuat kita manusia mau menengadahkan wajah kepada-Nya, tidak mau bersyukur atas rahmat-Nya. Begitu asyiknya manusia bekerja mengejar kesuksesan dan kesenangan hidup duniawi, menjadikan seringkali melupakan siapa sesungguhnya Sang Pemberi Anugerah itu.

Mari luangkan waktu sejenak dan merenungkan kembali apa yang sudah dianugerahkan Allah dalam diri kita ?. Perhatikan setiap detik begitu banyak rahmat dan berkah Allah mengalir ke dalam diri kita, seperti:
 
Ø  Kesehatan badan kita dan keluarga kita
Ø  Kecukupan sandang pangan yang sudah kita nikmati
Ø  Kehidupan yang tenang, damai dan bahagia selama ini
Ø  Memiliki dua mata sehingga mampu melihat dunia
Ø  Memiliki kedua kaki untuk menopang beban tubuh kita
Ø  Betapa istimewanya karunia kecerdasan akal dan pikiran kita
Ø  Betapa berhaganya kekuatan fisik kita yang sempurna
Ø  Dan lain sebagainya.

Apakah semua itu tidak cukup membuat kita untuk bersikap rendah hati dan senantiasa bersyukur kepada-Nya? Semua itu sesungguhnya adalah rahmat dan berkah dari Allah Swt yang tak ternilai harganya. Sudahkah hal itu menjadikan kita selalu menengadahkan wajah kepada-Nya, mengabdi kepada-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya? Ataukah hal itu belum menarik perhatian kita, sehingga menunggu Allah menjatuhkan "batu" kepada kita ? 

Mari kita renungkan dan pikirkan.

Tidak ada komentar: