"Ibarat harapan seorang penggali sumur, jika galiannya belum mengeluarkan air, maka dia akan terus berusaha memperdalam galian sampai akhirnya mengeluarkan air. Begitupun kita dalam beribadah dan berdo`a. Jika kita belum merasakan nikmat atau manisnya beribadah dan doa belum dikabulkan, teruslah berusaha jangan pernah berputus asa, mungkin masih terhalang oleh dosa-dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan putus asa, Alloh berfirman : "..Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87) Untuk itu, optimislah dalam berdoa dan beribadah, jauhilah rasa putus asa. Semoga Alloh SWT menjadikan kita hambanya yang kuat. Amin Wassalamualaikum !
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Album Anggota Keluarga

Hidup Ini Pilihan

Selasa, 16 November 2010

Gara - gara Gayus Sih . . .


Jaksa & Polisi: Saya tuh Berdosa Karena Kamu, Sih!

Membaca koran, menonton TV, mendengar “pembelaan diri” khususnya dari pihak Kejaksaan, pihak Kepolisian, serta pihak Penegak Hukum lainnya, benar-benar akan membuat kita sedih. Paling tidak, saya pribadilah yang sedih. Mengapa?

Pertama, saat ini manusia Indonesia yang bernama Gayus, sepertinya adalah penyebab kerusakan moral dan kebobrokan spiritual yang terjadi di dunia Hukum Indonesia. Gayus ini Bejat, Gayus itu Bangsat, Gayus memang Bajingan, Gayus si Bulus, Gayus tuh Anjing, Gayus itu Maling, Gayus Manusia Sampah dsb, dsb dan dsb… 

Hmmm… Benarkah demikian? Hati-hatilah… Satu jari menuduh ke orang lain, tiga jari menunjuk ke dalam diri dan si jempol menjadi saksi perbuatan ini, bukan?
Cepat sekali orang membela dirinya! Mudah sekali orang menghujat, memaki, mengutuk dan menilai… (sayapun masih sering demikian he he)

Kedua, bagaimana bisa para penegak hukum kita, khususnya kasus sekitar Gayus (artinya tidak semua orang ya…) mempunyai Mindset bahwa “Saya tuh Berdosa Karena Kamu, Sih”. 

Saya jadi ikut tergoda deh. Saya bisa jadi begini, karena ditawari “rejeki” sih. Saya tuh jujur, bisa lupa diri karena diajak Gayus. Singkatnya, kalo saya masuk neraka itu bukan karena kesalahan saya, lho. Itu, salahnya Setan yang menggoda saya. Lha, setan itu ciptaan Tuhan, berarti akhirnya Tuhan yang salah, dong?

Tujuan tulisan ini, hanya untuk bercermin diri. Minimal untuk saya sendiri. Saya tidak kenal siapa itu Cirrus Sinaga, siapa itu Gayus, siapa itu Kompor eh Kompol he he he…

Saya hanya ingin berkaca saja. Apakah saya adalah seorang yang…
Bertanggungjawab atas Pilihan Diri Sendiri

Atau saya masuk kelompok orang yang senang dengan kata “seandainya”. Contoh: Seandainya, kamu tidak menyogok saya, maka saya tidak akan dipecat. Seandainya saya tidak dipaksa oleh atasan, saya tidak akan terseret ke pengadilan.

Setuju sekali bahwa kita berada di dalam sebuah situasi, sebuah sistem, sebuah komunitas, sebuah Korps yang harus dibela. Namun, ingat. Untuk dibela dengan Benar, bukan dibela karena Kejahatan, karena Kebodohan, karena Persekongkolan atau istilahnya Mafioso.
Berat? Ya, memang. 

Hidup ini hanya pilihan, demi pilihan hidup saja, bukan? Saat, kita bisa memilih yang mana yang benar dan menolak mana yang salah, maka hidup kita akan terus melaju ke depan. Sederhana sekali.

Namun, bukan berarti manusia tidak bisa salah pilih. Bisa saja. Lalu? Ya, bertanggungjawab saja atas kesalahan yang diperbuat. Setelah itu, perbaiki dan teruslah melangkah maju lagi…

Tidak ada komentar: