"Ibarat harapan seorang penggali sumur, jika galiannya belum mengeluarkan air, maka dia akan terus berusaha memperdalam galian sampai akhirnya mengeluarkan air. Begitupun kita dalam beribadah dan berdo`a. Jika kita belum merasakan nikmat atau manisnya beribadah dan doa belum dikabulkan, teruslah berusaha jangan pernah berputus asa, mungkin masih terhalang oleh dosa-dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan putus asa, Alloh berfirman : "..Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87) Untuk itu, optimislah dalam berdoa dan beribadah, jauhilah rasa putus asa. Semoga Alloh SWT menjadikan kita hambanya yang kuat. Amin Wassalamualaikum !
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Album Anggota Keluarga

Hidup Ini Pilihan

Jumat, 10 Desember 2010

Jangan Berdoa Dengan Bahasa BETAWI



Menurut salah satu riwayat, dijelaskan berdoa bisa dengan menggunakan bahasa apa saja, bukan hanya dengan bahasa Arab, Yunani, Inggris ataupun apa saja bahasa Ibu kita.

Andaikan manusia itu digolong-golongkan, saya termasuk kaum nomaden. Hidupnya dalam satu periodik di kota satu dan di periodik lain di kota yang lain pula. 

Lahir di Jakarta  dan  besar di Ibukota - Jakarta , pernah tugas di Jawa Barat , Surabaya , Denpasar , Malang dan Bandung , dan sekarang tugas  serta tinggal di Medan , Propinsi Sumatra Utara.

Tentu saja sebagai insan yang memiliki kesenangan belajar bahasa daerah, saya selalu mencoba mempelajari  bahasa daerah  di manapun saya berada.

Ada satu hal yang sangat sulit aku praktekkan dalam berdoa kepada Allah dengan berbagai bahasa adalah berdoa dalam dialek Bahasa Betawi, pengalamanku ini bukanlah omong kosong, kalau anda ragu coba praktekkan saja sendiri.

Berikut adalah penggalan salah satu kalimat ketika saya berdoa dalam berbagai versi bahasa daerah. Yang paling netral adalah Bahasa Indonesia, contohnya : “Ya  Allah  aku memohon kepada Mu....”

Sekarang dalam Bahasa Jawa : “Duh..Gusti Pangeran, Kulo nyuwun pangapunten....”.

Dalam Bahasa Sunda : “ Nun Gusti, abdi nyuhunken....”

Atau  yang  ini  dalam  Bahasa  Batak  : "  Ale Allah  hu pangido tu ho  asa  lehon  hahipason  di  hami . . .  " 
(   Ya  Allah  saya  mohon berikan  kesehatan  kepada  keluarga kami )

Nah sekarang cobalah praktekkan dalam Bahasa Betawi : Ya Allah, Gue mohon Elo..”

Rasanya kok menjadi tidak etis, marilah kita mencobanya lagi yang lebih halus dengan Bahasa Betawi halus atau tingkat tinggi “ Ya Allah, ane mohon Ente..”, rasanya masih terasa janggal.

Agar lebih enak terdengarnya maka untuk orang Betawi kalau berdoa dengan menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu.

Sebenarnya, maksud berbahasa adalah sebagai media untuk berkomunikasi agar bisa dimengerti baik oleh pembicara (komunikator) dengan pendengarnya. Hanya saja melalui budaya dan persepsi, tentunya harus ada adab sopan santun dalam berbahasa.

Karena Tuhan ( baca : Allah ) mencintai yang indah-indah seperti salah sifat Nya yang Maha Indah, maka sangatlah baik apabila berdoa kepada Nya dengan bahasa yang baik, bila perlu dengan bahasa sastra yang Indah.

Hakikatnya Allah itu memahami apa yang tersirat maupun tersurat dalam hati kita, bukankan “tak ada satu helai daunpun yang jatuh tanpa seijinNya?”, karena Tuhan itu Maha Meliputi Segala Sesuatu di alam ini ataupun alam akhirat nanti. Jadi bahasa apapun tetap baik, asal pandai menyajikannya.

Mari kita mencoba, belajar menata doa kita, yang rasanya dari hari hanya itu-itu saja yang disampaikan, dan mencoba melangkah untuk mendoakan keluarga, kawan, dan seluruh bumi dan seisinya. 

“Ya Allah kami, kami memohon ampun kepada Mu atas segala kesalahan kami,
Semoga berkah Mu selalu hadir dalam tiap langkahku, dan seluruh mahluk ciptaan Mu,
Semoga tetap damai di dunia dan akherat, amin..”.

Tidak ada komentar: